UPACARA ADAT TAHUNAN SEDEKAH LAUT " LABUH KAPAT "
27 September 2017 15:35:51 WIB
KEMADANG ( SIDA ) - Sedekah laut, bentuk syukur atas rizki yang berlimpah. Berbagai macam acara dapat dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang diperoleh pada masa kehidupannya. Upacara sedekah laut adalah salah satu perwujudan ungkapan rasa syukur yang dilakukan oleh Kelompok Nelayan Pantai baron.
Tradisi yang telah ada sejak tahun 1982 ini sudah selayaknya untuk tetap dilestrikan, seperti halnya yang dilakukan nelayan Baron pada 27 September 2017 menggelar ritual sedekah laut nelayan (labuhan nelayan) bertempat di Pantai Baron, Desa Kemadang. Acara ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur nelayan atas rizki yang diberikan Allah SWT yang begitu berlimpah sekaligus melestarikan adat budaya yang telah ada secara turun temurun. Upacara tahunan nelayan ini secara rutin dilaksanakan tiap tahun, yakni pada labuh papat (moso papat penanggalan jawa kuno), dan diikuti oleh seluruh nelayan Pantai Baron.
Upacara sedekah laut didahului dengan prosesi kenduri yang dipimpin oleh tetua adat Bp Sugito Pramono dan diikuti berbagai kelompok nelayan serta masyarakat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tangkapan ikan pada musim panen ikan melimpah dan para nelayan diberi keselamatan.
Selanjutnya gunungan diarak ke pinggir pantai untuk selanjutnya dilabuh (dilarung), gunungan yang dibawa Paguyuban Nelayan Baron berisi puluhan jenis sesaji. Dari mulai kepala kambing, aneka jenis buah, jajan pasar, hingga bentuk panganan dan lauk pauk, sampai sejumlah peralatan dan aksesoris kaum perempuan seperti kain jarit, selendang dan sanggul. Semua jenis sesaji dikemas dalam gunungan berbentuk rumah joglo kecil yang dihias janur dan aksesoris lainnya.
Prosesi pelarungan bebagai macam sesaji ke tengah laut lepas diiringi arak-arakan perahu nelayan dengan berbagai hiasan warna warni yang mengangkut peserta prosesi yang berpakaian adat tradisional jawa dan beberapa tokoh masyarakat maupun tamu undangan.
Selain nilai sakral yang dianut, sebenarnya prosesi Sedekah Laut juga bertujuan untuk melestarikan kebudayaan. Mereka berharap, budaya Sedekah Laut tidak pupus ditelan zaman, sehingga setiap kali perayaan selalu melibatkan semua generasi agar kelak tertanam jiwa seni budaya untuk melestarikannya.
Turut hadir dalam acara labuhan tahun ini perwakilan Bupati Gunungkidul, Dinas perikanan dan Kelautan Provinsi DIY, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Bp. Camat Kec. Tanjungsari, dan Perangkat Desa Kemadang.
Menurut Hj Badingah selaku Bupati Gunungkidul melalui perwakilannya menyampaikan bahwa bentuk upacara adat sedekah laut nelayan pantai baron telah sesuai dengan UUD 1945 pasal 32 tentang kebudayaan dan pasal 29 tentang kepercayaan terhadap Tuhan YME. Pemerintah Gunungkidul akan selalu mendukung setiap kegiatan yang berkaitan dengan adat istiadat dan kebudayaan dan berharap kegiatan tersebut dapat menjadi nilai tambah obyek wisata pantai dan nantinya dapat berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat kawasan pisisir pantai.
Acara yang ditunggu-tunggu masyarakat pesisir dan sekitarnya itu diramaikan dengan aneka kesenian tradisional dan pertunjukan electone pada sore harinya. Pada malam harinya akan digelar wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Simun.(/)
Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- Monitoring Persiapan di TPS
- Anggota Linmas Kemadang Siap Amankan Pilkada Tahun 2024
- Polsek dan TNI Kawal Pengiriman Logistik Kotak Suara Pilkada ke PPS
- Rakor Pemerintah Kalurahan Kemadang
- Masa Tenang Kampanye Pilkada 2024, APK di Kemadang Dicopot
- Uji Beban Aplikasi Sirekap dalam rangka Pilkada Tahun 2024
- REMBANG KAISTIMEWAN